Rabu, 14 Januari 2015

Kiss of Death Ch.02

                  Waktu terasa lambat di sekitarku. Aku sendirian dalam kegelapan. Inikah rasanya dunia setelah kita mati? Sunyi, sepi, tanpa siapa pun yang menemani. Tunggu, kurasa aku tidak sendiri. Gadis itu juga ada di sini memunggungiku.
                Aku mendekati dan menyapanya. Gadis itu tidak memberi tanggapan seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Hei, kau mendengarku?” sapaku untuk yang kedua kalinya.
Ia tetap sama seperti sebelumnya. Diam tanpa ada jawaban. Aku menepuk pundaknya. Tiba-tiba cahaya yang membutakan keluar dari tubuh gadis tersebut. Cahaya itu menyilaukan mataku dan terasa sangat menyakitkan untuk dilihat.
Apa-apaan ini?” gumamku yang terkejut. Kemudian semuanya menjadi gelap, atau aku menutup kedua mataku? Entahlah, keduanya terasa sama saja...
                Dengan susah payah, aku berusaha mencari cahaya. Seluruh cahaya kembali sedikit demi sedikit. Perlu beberapa detik bagiku untuk menyadari bahwa aku telah kembali ke dunia nyata. Saat ini aku sedang terbaring di sebuah kamar yang serba putih. Seseorang telah mengganti pakaianku.
                Bahu kananku terasa ditusuk. Aku meringis dengan sebal. Aku berusaha untuk duduk. Percuma. Sekarang aku hanya terkulai lemah di ranjang ini. Pandangan ku berputar mencoba mencari tahu keadaan di dalam kamar ini. Pertanyaan terbesit di kepalaku. Ranjang siapa ini? Apakah aku sedang bermimpi lagi?
Kau sedang berada di rumah sakit,” kata suara wanita disampingku. Aku berpaling ke sumber suara. Tepat di sampingku seorang perawat berusia sekitar empat puluhan. Ia tersenyum sambil memeriksa data kesehatanku.  Aku tidak menyadari dia ada sampai wanita itu berbicara.
Namamu Dian Satria Purnama, benar?” tanyanya sambil memeriksa catatan dokter. Aku segera menganggukkan kepalaku dan balas bertanya.
Aku tahu itu, maksudku.. kenapa aku masih hidup?” aku kelelahan, mengucapkan kalimat itu entah kenapa membuatku semakin lemah.
Kau beruntung.” Jawabnya singkat.
Maksudmu?” tanyaku lemah.
Kau beruntung. Maksudku, lihat dirimu. Hanya terkena satu luka yang kebetulan tidak mengenai organ vital, gegar otak ringan, dan beberapa luka serta memar kecil. Selain itu hanya dua orang yang berhasil selamat.”
Aku tahu siapa yang perawat itu maksud.
“bagaimana dengan gadis itu? Perempuan yang bersamaku?”

Dia baik-baik saja.” Kata perawat itu. Ada nada kekhawatiran yang tersembunyi dalam suaranya.
Sungguh?” kataku tidak percaya.
Yah, sebenarnya.... ada satu hal. Anak itu terlihat sedih. Sepertinya anak itu mengalami semacam trauma atau... kau tahu sebab lain?” tanyanya dengan tatapan menyelidik.
Entahlah.” Jawabku sedikit khawatir. Aku akan mengunjunginya nanti.
Ada apa dengan gadis itu?

0 komentar:

Posting Komentar