Waktu terasa lambat di
sekitarku. Aku sendirian dalam kegelapan. Inikah rasanya dunia setelah kita
mati? Sunyi, sepi, tanpa siapa pun yang menemani. Tunggu, kurasa aku tidak
sendiri. Gadis itu juga ada di sini memunggungiku.
Aku mendekati dan menyapanya.
Gadis itu tidak memberi tanggapan seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.
“Hei, kau mendengarku?”
sapaku untuk yang kedua kalinya.
Ia tetap sama
seperti sebelumnya. Diam tanpa ada jawaban. Aku menepuk pundaknya. Tiba-tiba
cahaya yang membutakan keluar dari tubuh gadis tersebut. Cahaya itu menyilaukan
mataku dan terasa sangat menyakitkan untuk dilihat.
“Apa-apaan ini?” gumamku
yang terkejut. Kemudian semuanya menjadi gelap, atau aku menutup kedua mataku? Entahlah, keduanya
terasa sama saja...
Dengan susah payah, aku berusaha
mencari cahaya. Seluruh cahaya kembali sedikit demi sedikit. Perlu beberapa
detik bagiku untuk menyadari bahwa aku telah kembali ke dunia nyata. Saat ini
aku sedang terbaring di sebuah kamar yang serba putih. Seseorang telah mengganti
pakaianku.
Bahu kananku terasa ditusuk. Aku
meringis dengan sebal. Aku berusaha untuk duduk. Percuma. Sekarang aku hanya
terkulai lemah di ranjang ini. Pandangan ku berputar mencoba mencari tahu
keadaan di dalam kamar ini. Pertanyaan terbesit di kepalaku. Ranjang siapa
ini? Apakah aku sedang bermimpi lagi?
“Kau sedang berada di rumah
sakit,” kata
suara wanita disampingku. Aku berpaling ke sumber suara. Tepat di sampingku
seorang perawat berusia sekitar empat puluhan. Ia tersenyum sambil memeriksa data
kesehatanku. Aku tidak menyadari dia ada
sampai wanita itu berbicara.
“Namamu Dian Satria
Purnama, benar?” tanyanya sambil memeriksa catatan dokter. Aku segera menganggukkan
kepalaku dan balas bertanya.
“Aku tahu itu, maksudku..
kenapa aku masih hidup?” aku kelelahan, mengucapkan kalimat itu entah kenapa
membuatku semakin lemah.
“Kau beruntung.” Jawabnya
singkat.
“Maksudmu?” tanyaku lemah.
“Kau beruntung. Maksudku,
lihat dirimu. Hanya terkena satu luka yang kebetulan tidak mengenai organ
vital, gegar otak ringan, dan beberapa luka serta memar kecil. Selain itu hanya
dua orang yang berhasil selamat.”
Aku tahu siapa yang
perawat itu maksud.
“bagaimana
dengan gadis itu? Perempuan yang bersamaku?”
“Dia baik-baik saja.” Kata
perawat itu. Ada nada kekhawatiran yang tersembunyi dalam suaranya.
“Sungguh?” kataku tidak percaya.
“Yah, sebenarnya.... ada
satu hal. Anak itu terlihat sedih. Sepertinya anak itu mengalami semacam trauma
atau... kau tahu sebab lain?” tanyanya dengan tatapan menyelidik.
“Entahlah.” Jawabku sedikit
khawatir. Aku akan mengunjunginya nanti.
Ada apa dengan gadis itu?
0 komentar:
Posting Komentar